Sabar ya Nak, tunggu dokternya dateng,” ucap ibunya Sakti.
“Sabar ya Nak, tunggu dokternya dateng,” ucap ibunya Sakti.
Sekarang giliran sang ayah yang menggendong Sakti sambil duduk. Di depannya sang ibu mengajak ngobrol dengan senyum tulus, meskipun rasa cemas di hatinya belum juga reda.
----
Kata dokter, limpa Sakti harus diangkat. Operasi tersebut tentu akan memakan biaya besar. Belum lagi pemulihan setelah operasi. Apakah semua biaya itu bisa terpenuhi? Keraguan ini hanya bisa dijawab oleh doa dan bantuan banyak orang.
Sudah berbagai upaya dilakukan oleh ayah dan ibu Sakti. Mereka bahkan telah menggadaikan sertifikat tanah ke bank. Surat tanah itu kini terancam dilelang, karena upah sang ayah yang menjadi kuli bangunan tidak dapat menebusnya.
Sakti tidak tahu semua yang dicemaskan oleh ayah dan ibunya. Ia hanya ingin sakit di perutnya tak ada lagi. Saat diajak ngobrol oleh sang ibu, Sakti hanya bisa terdiam dengan alat pernapasan di wajah. Ia menantikan kapan dirinya sembuh.
Mari jawab keraguan orang tua Sakti dengan memberikan donasi. Bantuan #OrangBaik sangat diperlukan, sehingga Sakti dapat kembali sehat dan bermain dengan orang tuanya. Segera klik: https://kitabisa.com/campaign/bantuadeksakti
0 komentar: